Jumat, 29 Agustus 2008

SARAH AZHARI

Sepertinya, kawan-kawan dan rekan-rekan ditempat saya bekerja, mulai disibukkan dengan bakal datangnya bulan suci Ramadhan. Ada yang usul menggelar pengajian atau baca ayat-ayat Al Quran sambil menunggu datangnya saat berbuka puasa. Ada juga yang usul menggelar aktivitas sosial yang ditujukan kepada orang lain.

"Menyantuni dan mengajak anak-anak yatim piatu berbuka puasa, memberikan sedikit kebahagiaan kepada mereka, rasanya bagus juga kita lakukan. Bisa patungan, atau silahkan gimana mekanismenya. Yang penting, kita melakukan sesuatu," ujar seorang kawan saya.

Saya yang tidak pernah mengerti persis, dan tak bisa menjelaskan secara tepat makna dari puasa itu, kadang cuma berandai-andai: Kalau saja bulan puasa atau Ramadhan itu terjadi terus menerus, sepertinya dimana-mana orang akan berlomba-lomba berbuat kebajikan.

Kalangan artis, selebritis (yang saya baca dan dengar dari saluran infotainment, dan situs asoyyy...) berlomba pergi umroh ke Arab. Atau berencana menggelar buka puasa bersama kaum dhuafa, dan menyiapkan dana luar biasa. Dan sederet kegiatan lainnya, dalam rangka menumpuk amalan di bulan puasa. Padahal, dihari-hari biasa, beberapa selebritis itu, kerap tertangkap basah sedang menikmati narkoba untuk memompa stamina.

Sedangkan artis-artis perempuan, yang biasa tampil mengumbar sebagian paha, dan belahan dada, rame-rame menutup aurat. "Kasihan SARAH AZHARI. Tahun ini, disaat menjelang bulan ramadhan, dia sibuk sekali. Terpaksa harus keluar masuk butik dan mall, serta toko-toko, dalam rangka mencari kerudung dan pasmina. Toko-toko yang pernah dia masuki ternyata tidak menyediakan yang bisa menutup keseluruhan tubuh bagian atasnya," ujar kawan saya yang jadi jurnalis saluran infotainment di Jakarta.

Baiklah kawan...apakah SARAH AZHARI sudah menemukan kerudung atau pasmina yang mampu menutup tubuh bagian atasnya, ...saya juga masih menunggu kabar dari kawan saya di Jakarta.

Menyambut Ramadhan 1429 H, saya sampaikan:
.....pinggan perak sungguh gemilang
antik cawan dari pangeran
syaban lekang ramadhan menjelang
patik mohon maaf kepada tuan dan puan.....

(jikalau tuan dan puan tiada berpuasa, patik pun tetap mohon maaf)

Sepurane Cuk!!!(gong) 

Kamis, 28 Agustus 2008

Hidup Lontong Mie!!!


Ketika saya kecil, paling takut dengan badut atau model-model boneka besar seukuran orang dewasa. Entah kenapa. Tapi kemudian jadi berbalik lebih 360 derajat, justru kemudian saya selalu terobsesi untuk menghajar bentuk-bentuk 'badut' seperti itu.

Sekarangpun, saya selalu merasa ingin memukul dan menghajar 'badut-badut' itu. Badut-badut itu hanya bisa menyenangkan orang-orang yang membayarnya. Menipu dan merongrong dalam rangka meraih sebuah pujian.

Badut sialan!!!

Lalu sejenak saya berpikir, barangkali memang cuma itu yang bisa dilakukan 'badut-badut' itu. Dan memang itulah yang ada dibenaknya. Membuat senang para ndoro tuan, memuja-muja sang tuan, dan yang paling konyol.... yang paling konyol.... sekali lagi yang paling konyol: adalah menawarkan lontong mie.... (Mas IWAN dan Pak BAMBANG boleh puas tertawa...Hidup lontong mie!!! Hidup lontong mie!!!).(gong) 

Selasa, 26 Agustus 2008

Njajan Pentol

Kawan saya, fotografer. Beberapa hari lalu, oleh redaktur diminta membuat foto untuk ilustrasi sebuah naskah berita tentang jajanan anak-anak usia SD. Soalnya reporter yang ditugaskan membuat tulisan tentang itu, mencoba menelusuri jajanan anak-anak yang kabarnya sudah terkontaminasi berbagai zat-zat tidak bagus untuk tubuh.

"Aku motret kekerumunan anak-anak yang sedang membeli pentol. Tiba-tiba sipenjual bertanya, kenapa dirinya dan anak-anak yang sedang menikmati jajanan itu dipotret. Aku terangkan, ini untuk ilustrasi reportase. Sipenjual pentol marah tak mau dipotret," cerita kawan saya yang fotografer itu.

Akhir kisah, kawan saya itu sudah berhasil memotret setelah terlebih dulu harus meyakinkan sipenjual jajanan bahwa foto yang bakal tampil dikoran tempatnya bekerja itu tidak akan menurunkan omset jajanan pentol-nya.

"Tapi yang bikin aku bingung Cak, justru pihak sekolah menelepon kekantor dan tidak terima foto siswanya yang sedang asik menikmati pentol itu ditampilkan. Katanya sih, bisa menurunkan kredibilitas. Bingung aku Cak," sambung kawan saya, sambil memegangi rambut keritingnya.

Meski tidak sampai dipecat atau diskorsing, kawan saya itu sempat diajak diskusi oleh redaktur foto, dan redaktur kota. "Aku masih bingung Cak," tambah kawan saya itu. Apa karena tidak minta izin dulu, kesekolah karna memotret siswanya? Padahal siswa yang dipotret itu, sedang berada diluar lingkungan sekolah? Kredibilitas apa yang bakal turun? Apakah karena performance asli anak-anak yang njajan pentol itu bisa menurunkan kredibilitas?

Saya sendiri juga bingung...apa sih korelasi antara performance dan hasil karya? Apa kalau performance-nya bagus, rapi, sopan, selalu menghasilkan karya yang bagus? Menghasilkan produk yang sesuai keinginan perusahaan? Apakah dengan performance yang tidak umum, kemudian sebuah kredibilitas itu menjadi turun? Kok rasanya enggak ada korelasi sama sekali...barangkali cuma orang-orang yang memang gak punya kapasitas serta kapabilitas yang masih harus memikirkan dan memperhitungkan itu.

Rasanya orisinalitas dan keberanian mengekspresikan ide, justru kebutuhan masa depan yang harus dipertahankan dan dimiliki para pekerja profesional...(gong)

Senin, 25 Agustus 2008

Kok Bisa Ya....

Kok bisa ya. Ditempat saya bekerja, ada beberapa orang yang tidak jelas 'kegunaannya'. Maksudnya, tidak jlas apa pekerjaannya atau apa yang dihasilkannya, kalau itu diukur dari produktivitas. Pagi datang, membuka laptop, sambil menyeruput secangkir kopi atau teh panas, dimeja panjang belakang kantor.

Agak siang, ketika saya kembali dari luar kantor untuk reportase atau memotret, orang itu saya temui dan lihat masih berada dimeja panjang belakang kantor. Kali ini, orang itu, entah apa yang diperbincangkan dengan kawan-kawan lainnya, terlihat tertawa terbehek-behek sambil memamerkan giginya yang kurang menarik.

Sore, saat saya sudah kecapekan dan membuang energi dibeberapa tempat diluar kantor, orang itu masih berada dimeja panjang belakang kantor, tetapi dengan pemandangan yang berbeda. Saat sore menjelang malam, orang itu ngobrol dengan beberapa petinggi perusahaan tempat saya bekerja.

Kalau kawan-kawan didivisi marketing, selalu dibebani target dan analisa pasar yang ketat, itu memang sebagian dari pekerjaan mereka. Tapi, orang itu punya jabatan tinggi diperusahaan tempat saya bekerja. Harusnya juga punya tanggung jawab serta target sasaran yang jelas, bahkan mungkin harus mampu membuat planning-planning bermutu.

"Dia itu bekasnya informan Polisi" kata seorang kawan. Waduuuhhh...benarkah? Dalam hati, saya cuma bisa berucap: Kok bisa ya, bekas informan Polisi, jadi karyawan perusahaan media tempat saya bekerja? Jabatannya sekarang General Manager.

Kalau saja saya bisa berhadap-hadapan langsung dan berperkara dengan orang itu....sayangnya saya tidak bisa....keburu muntah ketika melihat wajahnya....atau jadi mules dan pengen buang air besar saat melihat wajahnya....kayak jamban!!!! (Kamu harus tertawa JO!!!).(gong)

Minggu, 24 Agustus 2008

Ketemu Batunya...

Surat Panggilan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Surabaya dalam kasus perburuhan antara Chief Editor Majalah Mossaik, HENDRO D. LAKSONO vs Suara Surabaya Media diterima HENDRO D. LAKSONO, Selasa (19/08/08) ini. Dalam surat itu, Disnaker Surabaya meminta pihak yang berselisih, HENDRO dan Pimpinan Suara Surabaya, SOETOJO SOEKOMIHARJO untuk datang ke kantor Disnaker Surabaya Selasa (26/08/08) ini.

Uniknya, surat Disnaker bernomor 560 itu menuliskan "Sdr. Hendro D. Laksono, dkk", sebagai pihak ke-2 yang berselisih. "Ini yang membingungkan saya, mengapa Disnaker menilai saya dan kawan-kawan (diwakili dengan singkatan "dkk" yang tertulis dala surat itu), apakah ada kawan lain yang akan bernasib seperti saya," kata HENDRO. Lebih jauh HENDRO mengatakan, sebagai bagian dari upaya menghormati proses hukum, dia akan menghadiri undangan Disnaker tersebut.

Sementara itu, ATHOILLAH dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya mengatakan, bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya, pihaknya akan terus mengawal proses kasus perburuhan ini. Karena hal ini sekaligus menjadi upaya mengawal kasus perburuhan dengan adil sesuai hukum. "Kalau bukan buruh yang mengawal kasus ini, lalu siapa lagi, untuk itu kita harus mengikutinya, dan berharap ada keadilan di dalamnya," kata ATHOILLAH.

Melalui surat itu Disnaker Surabaya menawarkan kepada dua pihak yang bersengketa untuk memilih dua solusi, Konsiliator atau Arbiter. Sesuai dengan pasal 4 ayat (3) Undang-undang No.2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI). "Apa pilihan Hendro, tetap kami dukung," kata ATHOILLAH.

Sejak kasus sengketa perburuhan HENDRO D. LAKSONO dan Suara Surabaya Media mencuat, AJI Surabaya mendapatkan berbagai dukungan dari dalam dan luar negeri, melalui email. Sebagian besar dari email itu meminta Hendro D. Laksono untuk menjaga energi, karena kasus perburuhan selalu berhadapan dengan berbagai kendala. "Yang paling parah adalah tidak adanya mainset dukungan terhadap buruh," tulis salah satu email itu.

Sebelumnya, Suara Surabaya Media juga mengirim surat ke Hendro perihal perpanjangan masa skorsing. Dalam surat yang ditandatangani oleh Direktur Umum Administrasi ROMMY FEBRIANSYAH itu, HENDRO yang seharusnya mulai bekerja kembali pada 19 Agustus 2008 ini, "dipaksa " untuk kembali menerima skorsing hingga ada proses penyelesaian mediasi dari Disnaker. "Apapun itu, Saya akan tetap menghormati rules of the game. Yang Saya khawatir, justru nasib teman-teman Saya yang sampai sekarang masih bekerja di sana (Suara Surabaya Media). Jangan sampai merasakan apa yang saya rasakan,.." kata HENDRO.(ngutip AJI Surabaya)

Senin, 18 Agustus 2008

Gapura Perjuangan

Digang kecil kawasan Gubeng Masjid, ada gapura yang menurut saya cukup bagus, unik sekaligus memberikan pemahaman tentang sejarah melalui gambar. Ada banyak gambar memang. Secara garis besar seluruhnya adalah gambar-gambar yang awalnya berasal dari foto itu, merupakan foto-foto perjuangan.

Yang menarik, ada gambar Bung TOMO bersama Istri sedang duduk diatas sebuah pelaminan sederhana, dikelilingi sejumlah bocah-bocah, yang ingin pamer wajah dan senyum malu-malu. gaya khas potret masa silam.

"Saya nggak tahu ini gambarnya darimana. Tapi yang pasti bersejarah. Difoto itu sendiri memang seperti aslinya. Kami ingin mengingatkan masyarakjat serta generasi muda bahwa pejuang selalu sederhana dan tidak pernah tampil mewah. Juga Bung TOMO. Sederhana," ujar JUMHUR ketua RT di Gubeng Masjid.

Disaat masyarakat tengah berupacara untuk HUT ke 63 Kemerdekaan Republik Indonesia, kesederhanaan mungkinkah menjadi sesuatu yang tidak dikenali lagi??(gong)

Minggu, 17 Agustus 2008

Merdeka, Rek!!!

17 Agustus. Selalu diwarnai upacara bendera, lomba-lomba. Mulai dari makan kerupuk sampai dengan lari karung. "Ini sebuah tradisi yang wajib dipertahankan!!!" ungkap seorang tokoh muda. Apa benar begitu?? Yang dipertahankan itu lomba-lombanya?? Atau upacaranya?? Atau sekedar jadi pelengkap saja??

Ketika saya masih SD dulu, menjadi petugas upacara bendera, apalagi pada saat upacara 17 Agustusan, bangganya luar biasa. Belum lagi kalau diikutikan dalam anggota Paskibra dikecamatan atau malah ditingkat Kota Surabaya. "Si Bagong, anak saya itu, kemarin jadi pembawa bendera Merah Putih waktu upacara Agustusan di Balai Kota," kata Ibu diantara Ibu-ibu lainnya.

Pak MIMBIK, orang yang paling suka bercerita tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia, dimasa tahun 45 dulu. Tepatnya cerita perjuangan dikampung saya, Wonokitri. Biasanya dengan menggebu-gebu beliau bercerita, pernah dengan gagah berani masuk kedalam tangsi pasukan Belanda hanya untuk mencuri sepotong baju serta satu pak rokok.

"Kalau mau, aku bisa menghabiskan seluruh isi gudang ditangsi itu. Tapi aku lebih memilih mencurinya sedikit demi sedikit, supaya para Belanda itu tidak tahu," katanya dengan penuh semangat dihadapan saya dan teman-teman lainnya yang waktu itu masih usia SD. Bahkan sesekali, kita yang mendengar cerita beliau ikut berteriak: Merdeka!!! Merdeka!!!

Setahun lalu Pak MIMBIK meninggal. Anak dan kerabatnya yang berada di Jakarta, dan beberapa kota besar lainnya di seluruh Indonesia datang kerumah duka. "Bapak minta dimakamkan disebelah Ibu. Itu permintaan terakhirnya dulu," ujar GIMBIK satu diantara putera Pak MIMBIK yang jadi Dokter.

Kawan saya, pernah berkata: "Pokoknya saya akan tetap setia dan mengabdi kepada perusahaan ini. Kalau ada salah-salah di perusahaan ini, wajar. Karena tidak semua kesalahan itu sebuah kesengajaan. Yang penting, saya tetap bisa survive," katanya begitu.

Asssuuuuuu!!! Tapi tetap Merdeka!! Merdeka Rek!!!!(gong)

Jumat, 15 Agustus 2008

HENDRO. Sebuah Prototype

Saya baru mendengar kabar, HENDRO, kawan saya yang diskors karena dianggap memiliki pekerjaan lain yang dianggap (sekali lagi) 'membahayakan' pekerjaannya di M-Comm itu, bakalan diperpanjang masa skorsingnya. Saya cuma mengelus dada.

Meski kabar itu masih belum jelas benar, tetapi paling tidak, itu sebuah propaganda bagi orang lain, bagi kawan-kawan lain di M-Comm, atau lebih luas lagi di Suarasurabaya Media, yang agaknya bisa jadi mengendorkan semangat mereka yang punya keinginan mendapatkan 'lebih' dari sekedar pekerjaan di Suarasurabaya Media.

"Itu akibatnya, kalau kamu menerima side job lain dari luar. Jangan sekali-kali mencoba itu, nanti bisa jadi seperti HENDRO nasibmu. Diskorsing, sak kepenake udele dewe sih! itu khan merugikan perusahaan. Kenapa kok gak pilih jalan aman saja, wis gak usah macem-macem lah," ujar GIMBIK setengah mencibir.

Saya cuma diam. Apa iya, menerima side job itu diharamkan di Suarasurabaya Media?? Kalau ditelisik lebih detil, dan ditelusuri agak panjang, menerima pekerjaan sampingan, atau apapun istilahnya, di Suarasurabaya Media itu dilakukan dan dipraktekkan oleh banyak orang. Nggak cuma jajaran karyawan. yang lebih tinggi dari karyawan juga ada.

Menjadi pengajar, menerima job ngemsi (MC), atau memberikan diklat, itu khan juga side job. "Lho yang penting itu laporan keatasan, dan side job nya itu tidak berbenturan dengan core business-nya perusahaan. Ngemsi mantenan khan beda dengan siaran, menjadi pengajar khan beda dengan kerja diruang siaran," tambah GIMBIK.

Mungkin HENDRO ketika menerima pekerjaan sampingan itu tidak laporan terlebih dulu keatasannya. Akhirnya HENDRO diperpanjang skorsingnya. Entah karena side job yang diterimanya itu tidak dilaporkan keatasannya? Atau karena menerima pekerjaan sampingan itu haram?

Jangan-jangan, diantara ketidak jelasan ketentuan, aturan, fatwa atau undang-undang ketenagakerjaan di lingkup Suarasurabaya Media yang sudah berusia 25 tahun itu, HENDRO dikorbankan sebagai prototype 'orang-orang yang mencoba tetap lurus dan menolak tunduk' pada rancangan kemapanan dan ketenteraman dibalik tumpukan sampah dibawah meja??.(gong)  

ALI SADIKIN & Pak Camat

Merinding rasanya tengkuk saya ketika menyaksikan nukilan sejarah yang disiarkan sebuah tv swasta, tentang ALI SADIKIN. Mantan Gubernur DKI Jakarta di era 70-an itu, yang akhirnya jadi anggota 'gerombolan paling dibenci rezim Suharto', Petisi 50, juga sesepuh pasukan baret ungu-Marinir, yang ternyata sampai mendekati usia tuanya sebelum meninggal masih tetap diperlakukan tidak adil.

"Barangkali yang paling menyedihkan ketika Bapak akan berangkat menghadiri sebuah undangan pernikahan, tetapi tiba-tiba saja batal. Padahal Bapak sudah berpakian rapi dan segera meluncur. Tiba-tiba telpon berbunyi meminta agar Bapak tidak datang keundangan itu. Rasanya sedih sekali barangkali ya," tutur BOY BERNARDI SADIKIN putera ALI SADIKIN.

Pilihan hidup lurus dan keras serta tanpa kompromi yang dipilih seorang ALI SADIKIN ternyata punya dampak bagi anak keturunannya. Untuk sebuah proyek, atau sekedar kredit dengan perbankan, BOY BERNARDI SADIKIN terpaksa menghapus nama belakangnya, agar kredit lolos dan dapat proyek.

Rasanya tak hanya itu, sikap lurus dan keras yang ditunjukkan Bang ALI demikian biasanya sosok ALI SADIKIN biasa disapa, yang pernah dirasakan anak-anaknya. BENYAMIN SADIKIN putera ALI SADIKIN yang lainnya, malah sempat diusir sang bapak saat bermain-main kekantornya diBalai Kota Jakarta kala itu.

"Saya malah diusir sama Bapak. Ini tempat kerja! Ada apa kemari!! Mau bantu kerja? Kalau nggak pulang sana!! Gitu Bapak bilang," cerita BENYAMIN SADIKIN.

Sekarang, jangankan anak Gubernur, keluarga setingkat Camat saja sudah bukan main 'kekuasannya' akan hak dan segala kebutuhan demi diri sendiri. Menikmati mobil fasilitas pemerintah, menambah jumlah pundi-pundi tabungan dan deposito. Bahkan bila perlu menambah berbagai fasilitas demi keluarga, anak dan kerabat sendiri juga jadi tren dikalangan mereka.

Inikah setelah 63 tahun kita merdeka? Inikah produk terdahsyat para pejabat dinegeri ini? Inikah trenseter yang wajib dilakukan abdi negara guna meningkatkan taraf hidupnya? Tapi tanpa memperdulikan rkyat? Membiarkan rakyat antri minyak tanah? Membiarkan rakyat menunggu berjam-jam untuk sekedar mendapatkan minyak goreng 5 liter?

"Ini bukan kutukan. Ini juga bukan atas kehendak Allah. Kita sendiri, bangsa ini sendiri yang merusaknya. Sehingga rakyat menderita!! ujar Bang ALI.(gong)

Kamis, 14 Agustus 2008

Perempuan Itu...

"Kamu tahu apa? Keremajaanku sudah rusak, kesucianku kau renggut!!! Laki-laki macam apa kamu!!"
"Aku memang serigala!! Aku ular beludak!!! Aku memang khianat cinta!!!"
"Sedikitpun tak pernah kau berikan aku kebebasan, sedikit saja. Selalu kau gunakan alasan Cinta untuk melarangku melakukan apa yang aku suka. Aku butuh kebebasan. Aku tak suka dikekang!! Aku minta kebebasanku!!! Yang penting aku sudah membuatmu berpeluh dan berpejah dalam kenikmatan cinta. Apa itu kurang??"
"Aku memang serigala!! Aku ular beludak!!! Aku memang khianat cinta!!!"

.....praaaanggg.....

Suara gelas pecah terdengar lumayan keras ditengah malam dalam laboratorium dilantai 3 RKZ. Saya tertegun sejenak. Mencoba membuka mata....lalu melihat sejurus darimana suara itu datang. Ternyata seorang suster menumpahkan segelas kopi panas milik rekannya, sekalian memecahkan gelas yang jatuh itu.
Bangkit berdiri, lalu saya menuju toilet untuk cuci muka. Menunggu hasil laboratorium, tes darah 'orang tercinta'. Saya cuma terdiam. "Aku memang serigala!! Aku ular beludak!!! Aku memang khianat cinta!!!".(gong)

Nekad Ikut Lomba


Inilah pertamakalinya saya ikut lomba. Untuk memperingati HUT ke 63 Kemerdekaan Republik Indonesia. Lomba membuat minuman campuran tanpa alkohol. Kawan-kawan jurnalis, menyemangati keikutsertaan saya dalam lomba itu. Sungguh mengharukan....(Biasanya, saya lebih piawai membuat cocktail daripada mocktail).(gong)

Rabu, 13 Agustus 2008

Industri Komunikasi Tanpa Komunikasi

HENDRO cuma sebagian kecil dari sebagian besar persoalan orang-orang media dinegeri ini. Persoalan mendasar dari hikmah yang bisa dipetik atas peristiwa HENDRO, adalah: bahwa mereka yang berada dalam lingkup industri media seringkali terjebakpada kondisi tidak adanya komunikasi diantara mereka.

Seringkali, industri ini menyuarakan demokratisasi, kebebasan menyampaikan ide, menyuarakan kebenaran itu, menjadi ambigu. Tetapi seringkali juga mereka yang berjuang dirana itu harus berhadapan dengan 'tembok-tembok' aturan berkedok demi stabilisasi.(kok seperti zaman rejim SUHARTO ya).

Kawan-kawan yang entah tidak tahu, tidak mau tahu, atau hanya tahu sedikit saja, sebenarnya punya hak untuk dapat membela diri sendiri atau dengan mendapat bantuan dari siapa saja, jika suatu ketika berhadapan dengan persoslan-persoalan yang muncul lawan industri tempatnya berkarya.

"Itulah pentingnya punya serikat pekerja, perkumpulan karyawan, atau organisasi pekerja, atau apapunlah namanya. Kita bisa mendapatkan perlakukan sebagai pekerja dengan profesionalitas. Dan bukan sekedar pekerja yang diminta setia kepada institusi tetapi tidak diberikan kebebasan untuk melakukan ekspresi dan menyampaikan ide-ide. Itu pengekangan, seperti masa devide et impera," tutur IMAN D. NUGROHO orang AJI.(gong) 

Jurnalis SS Media Terancam PHK

Kasus perselisihan antara jurnalis dengan perusahaan kembali terjadi. Kali ini dialami HENDRO D. LAKSONO, Chief Editor majalah Mossaik (grup Suara Surabaya Media). HENDRO mengaku diberlakukan dengan tidak adil dan mengadukan nasibnya ke AJI dan LBH Surabaya.

Dalam siaran pers AJI Surabaya yang diterima, Selasa (12/8/2008), mulai 19 Juli 2008 hingga 18 Agustus 2008, HENDRO diskorsing sembari menunggu sanksi dari perusahaan atas 'pelanggaran' yang dituduhkan kepadanya.

HENDRO masuk Suara Surabaya Media (SS Media) sekitar bulan Juli-Agustus Oktober dan diminta untuk membangun dan mengembangkan sebuah majalah Mossaik yang terbit perdana pada Desember 2002. HENDRO menjabat sebagai Manager/Chief Editor.

Sayangnya, kondisi bisnis Mossaik tak memperlihatkan perkembangan positif. Seperti dilansir AJI Surabaya, hingga pada Februari-Maret 2006, Suara Surabaya Media mempersiapkan majalah baru Surabaya City Guide. Mei 2006, wacana penutupan Mossaik mulai muncul, ketika ERROL JONATHANS (Direktur Operasional) memanggil HENDRO dan menyatakan akan menutup Mossaik karena alasan bisnis yang bermasalah (merugi).

Padahal jauh sebelumnya, Majalah Mossaik malah sering dihadapkan pada pemahaman bahwa produk ini tidak memiliki beban profit 100%. Karena Majalah Mossaik diposisikan sebagai proyek idealis SS Media yang berorientasi pada pencitraan.

Januari 2007, Suara Surabaya Media meluncurkan EastJava Traveler (EJT), sebuah majalah hasil kerja sama SS Media dengan Disparta Jatim di bawah Mossaik Media Communication atau M-COMM. Produk yang diharapkan bisa berkibar ini pun akhirnya berhenti terbit.

Masuk tahun 2008, tepatnya pada pertengahan tahun, isu pemecatan kru Mossaik mulai muncul. Beberapa tim Mossaik ditanggil secara bergiliran, karena ada isu aktifitas side job yang dikerjakan oleh kru Mossaik. Meskipun tidak terbukti. Hendro pun bernasib sama. Hendro dituduh membuah lembaga baru yang 'bertabrakan' dengan M-COMM.

HENDRO bersikukuh jika tudingan itu tak berdasar. "Saya sudah melibatkan LBH dan AJI sebagai konsultan hukum. Mereka sementara ini sebatas masih memberi masukan saja," kata HENDRO. Pada sidang tanggal 19 Juli 2008 dengan HRD SS Media serta GM M-COMM, dirinya dituduh melakukan aktivitas yang sama dengan pekerjaan saya di SS Media, tambahnya.

"Saya ditawari memilih PHK atau mengundurkan diri. Kalau PHK saya minta sejak dulu, cuma alasannya bukan pelanggaran integritas. Tapi memang saat itu Mossaik tutup," ungkap HENDRO.

Padahal, kata HENDRO, usaha konsultan media yang dirintisnya itu sudah berdiri pada tahun 2002 (akta notaris), empat tahun sebelum M-COMM berdiri. "Jadi saya merasa tidak melakukan pelanggaran apapun. Apalagi, sejak masuk buan Juli atau Agustus tahun 2002 hingga sekarang, atribut yang dibebankan pada saya adalah Chief Editor Majalah Mossaik, bukan manajer M-COMM," tegas HENDRO.

Direktur Umum Administrasi SS Media ROMI FEBRIANSYAH membenarkan jika HENDRO telah diskorsing karena melakukan pelanggaran berat. "Sudah diskorsing. Karena ada pekerjaan yang sama dengan bisnis kita di SS Media. Kasus ini sudah diserahkan ke Disnaker untuk mediasi. Ini pelanggaran yang berat. Kita tunggu keputusan disnaker apapun itu," kata ROMI.(tok)

Miss Kadaluwarsa Sukses Di Surabaya?

Diluar perkiraan, tiket pertunjukan drama musical comedy bertajuk Miss Kadaluwarsa, yang Rabu (13/08) ini dimainkan digedung Gramedia Expo, sold out. Panitia terpaksa menambah seat untuk memenuhi keinginan penonton.

“Dari catatan awal kami, sekurangnya 570 seat sudah terisi semua. Itu artinya tiket pertunjukan hari pertama Miss Kadaluwarsa di Kota Surabaya, sold out,” kata IWAN mewakili manajemen Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI) Dance Company.

Bahkan untuk memenuhi keinginan penonton dan penikmat pertunjukkan teater di Kota Surabaya, panitia menambah seat beberapa baris sesuai keinginan penonton dihari pertama pertunjukan.

“Kita berterimakasih sekali kepada partisipasi penonton. Sebenanrnya, diawal kami tidak yakin dfan kurang percaya diri dengan animo penonton di Kota Surabaya. Ternyata, sangat luar biasa,” tambah IWAN pada suarasurabaya.net, Rabu (13/08).

Untuk kesekian kalinya, EKI Dance Company menampilkan produksinya yang berjudul Miss Kadaluwarsa. Bercerita tentang perempuan dengan keyakinannya yang memilih tanpa menikah, dan harus menghadapi lingkungannya yang kaku, mampukah dia?

Dimeriahkan SARAH SECHAN, TIKA PANGGABEAN, ULI HERDINANSYAH, TAKAKO LEEN dan sejumlah bintang lainnya, Miss Kadaluwarsa sebelumnya sukses dihelat di Jakarta selama 7 kali pementasan. Mampukah sukses itu dibawa ke Surabaya?.(gong)

Membenci Orang

Tanpa kita sadari, kadang kita membenci seseorang. Entah karena kebodohannya, atau justru kepintarannya. Atau karena kepandaiannya menjilat sehingga mampu menyelamatkan diri ketika si Bos mencari-cari kesalahan anak buahnya. Membenci orang lain sebenarnya bisa jadi sebuah bentuk lain dari pelepasan. Tetapi jika membenci itu tidak dengan keinginan untuk memicu diri sendiri menjadi lebih maju, atau melebihi orang yang kita benci, rasanya jadi sia-sia.(gong)