Rabu, 23 Desember 2009

Batik Lasem


Menurut sejarahnya, batik tulis khas Lasem ini sudah ada sejak berabad silam. Sempat menjadi komoditi yang diperhitungkan di Asia dan sempat membuat harum nama Rembang. Pada awalnya, batik ini sering disebut sebagai batik encim, batik yang biasa dipakai para wanita keturunan Tionghoa yang sudah lanjut usia.

Pada corak dan motifnya pengaruh keraton juga ikut mewarnai batik Lasem. Terbukti dari adanya ornamen kawung dan parang. Pengaruh budaya Cina pun terasa kental disana. Sedang pengaruh budaya pesisirnya terlihat pada kombinasi warnanya yang cerah, seperti merah, biru, kuning, ungu dan hijau.

Batik Lasem sama tuanya dengan Kota Lasem yang terletak kurang lebih 12 km dari Kota Rembang. Kerajinan home industry ini kadang dirasa sulit sekali untuk berkembang. Selain karena harga batik ini memang 'agak' diatas rata-rata, tapi harga batik ini sepadan dengan keahlian tulis dan proses pewarnaannya yang njelimet, juga karena para perajin yang mayoritas sudah berusia lanjut dan sedikit sekali regenerasi yang tercipta.

Motif dengan pengaruh Cina yang cukup kental, dikarenakan pada masanya dulu, Lasem merupakan satu diantara pelabuhan terbesar di Jawa dizaman Majapahit. Keberadaan Batik Lasem sendiri, saat ini tenggelam oleh batik Jogyakarta dan Solo serta Pekalongan.

Namun bagi pecinta batik, selembar kain batik Lasem memiliki misteri serta keindahan dan kekuatan imajinatif tersendiri.(gong)