Sabtu, 10 Juli 2010

Bergembira


Apa cuma gara-gara dapat bonus kemudian bisa gembira??? Sepertinya tidak juga. Karena bonus adalah bagian dari hak karyawan. Kalau gembira menerima bonus, ya sudah biasa. Kalau tetap bergembira meski tanpa bonus,...nah itu luar biasa!!!.

Kegembiraan, yang biasanya ditandai dengan tawa dan canda bersama, atau menikmati kebersamaan dalam suasana yang menyenangkan juga menjadi bagian dari kegembiraan. Meski hanya dengan beberapa kolega saja, kegembiraan bisa tercipta.

Lalu, dengan apa sebenarnya manusia bisa bergembira??

Apa harus dengan uang? atau terpenuhinya segala bentuk keinginan?? atau juga dengan tercapainya harapan-harapan yang sejak lama di gadang-gadang, diimpi-impikan??....Kalau jabatan sepertinya kadang membuat manusia justru menjadi tidak gembira.

"Karena jabatan sejatinya adalah kepercayaan, amanah, perintah, beban bagi jiwa karena harus menerima sekian banyak beban dari manusia lainnya. Karena itu, tidak pas rasanya kalau kemudian jabatan membuat manusia dapat gembira. Gembira atau rasa senang itu memang adanya didiri, dihati, dijiwa, disekeliling kita," ujar seorang guru Budha menjelaskan.

Bagaimana dengan suasana hati yang resah? Apakah artinya kegembiraan itu tidak ada dalam jiwa yang resah? Mungkin saja. Karena kegembiraan sejatinya memang ada didalam diri, didalam hati, dan didalam jiwa...(gong)

Bonus

Bonus ternyata akhirnya cair juga. Sebelumnya, sempat terjadi kasak kusuk dilingkungan kantor bahwa bonus karyawan tidak bakal cair lantaran dipakai untuk mendanai sebuah perhelatan politik di Kota Surabaya.

Lha kok? "Iya dana untuk bonus itu sementara dipakai membiayai satu diantara kandidat peserta Pemilukada Surabaya 2010. Tapi jangan bilang siapa-siapa ya. Kita berdoa saja supaya menang dan bonus kita nanti bisa cair".

Teman yang membisikkan itu, kemudian bergegas kembali ke mejanya untuk melanjuutkan pekerjaan. Tak lama teman itu kembali lagi, sambil berkata: "Jangan lupa nanti waktu coblosan, milih yang benar. Jangan salah coblos lho".

Dan ketika tiba saatnya pencoblosan, saya yan gsejak semalaman sudha menemani warga kampug tempat saya tinggal untuk melekan, terpaksa paginya saya tidak sempat nyoblos. Ketiduran sampai siang, dan sesaat setelah bangun langsung hunting karena saya tidak libur.

Dan ketika dari kantor ada pengumuman bonus cair,....saya jadi ingat teman saya,...tapi sekaligus saya juga merasa bersalah gara-gara ketiduran dan tidak ikut nyoblos seperti yang disarankan teman saya itu. Tapi, bonus ternyata cair....(gong)