“Mereka tetap mengikuti aturan atau ketentuan sesuai dengan sekolah pada umumnya. Tidak ada tambahan fasilitas buat mereka. Tambahan waktu mengerjakan soal ujian, misalnya tidak berlaku bagi mereka”.
{jpg*2}Nurul Gimawati S.Pd, Kepala SD LB A YPAB Surabaya, Senin (7/5/2012) kepada
suarasurabaya.net, menyampaikan hal itu saat ditanya soal kebijakan bagi siswa tunanetra mengikuti pelaksanaan ujian nasional tahun ini.
Sejak awal, lanjut Nurul, seluruh siswa mendapatkanperlakuan terkait pelaksanaan belajar mengajar hampir tidak dapat diberdakan dengan siswa sekolah lain pada umumnya. Termasuk proses pembelajaran.
“Tentunya memang ada beberapa perbedaan mendasar jika dibanding dengan siswa sekolah pada umumnya. Tetapi untuk proses pembelajaran, diantaranya pelaksanaan ujian, perlakuannya sama,” sambung Nurul.
Bukan karena kecacatannya, kemudian para siswa SD Luar Biasa (LB) jurusan A Yayasan Pendidikan Anak Buta (YPAB) Surabaya ini lalu mendapatkan fasilitas atau kebijakan khusus saat pelaksanaan ujian nasional.
“Kalau untuk mengerjakan soal ujian diberikan waktu sampai dua jam, maka siswa tunanetra juga mendapatkan kesempatan mengerjakan soal ujian 2 jam,” kata Nurul saat berbincang dengan
suarasurabaya.net.
Kedua siswa tunanetra, masing-masing adalah Bambang Sujono dan Nurulita Azizah, sejak awal, oleh sekolah sudah diberikan pemahamanan sehubungan dengan pelaksanaan ujian, bahwa mereka mendapat perlakuan sama seperti siswa sekolah lainnya.
“Dan Alhamdulillah, para siswa kami sudah memahami itu. Sehingga satu-satunya upaya yang dapat kami lakukan adalah menganjurkan pada siswa untuk belajar lebih giat,” pungkas Nurul Gimawati S.Pd, Senin (7/5/2012).(gong)