Rabu, 23 Desember 2009

Batik Lasem


Menurut sejarahnya, batik tulis khas Lasem ini sudah ada sejak berabad silam. Sempat menjadi komoditi yang diperhitungkan di Asia dan sempat membuat harum nama Rembang. Pada awalnya, batik ini sering disebut sebagai batik encim, batik yang biasa dipakai para wanita keturunan Tionghoa yang sudah lanjut usia.

Pada corak dan motifnya pengaruh keraton juga ikut mewarnai batik Lasem. Terbukti dari adanya ornamen kawung dan parang. Pengaruh budaya Cina pun terasa kental disana. Sedang pengaruh budaya pesisirnya terlihat pada kombinasi warnanya yang cerah, seperti merah, biru, kuning, ungu dan hijau.

Batik Lasem sama tuanya dengan Kota Lasem yang terletak kurang lebih 12 km dari Kota Rembang. Kerajinan home industry ini kadang dirasa sulit sekali untuk berkembang. Selain karena harga batik ini memang 'agak' diatas rata-rata, tapi harga batik ini sepadan dengan keahlian tulis dan proses pewarnaannya yang njelimet, juga karena para perajin yang mayoritas sudah berusia lanjut dan sedikit sekali regenerasi yang tercipta.

Motif dengan pengaruh Cina yang cukup kental, dikarenakan pada masanya dulu, Lasem merupakan satu diantara pelabuhan terbesar di Jawa dizaman Majapahit. Keberadaan Batik Lasem sendiri, saat ini tenggelam oleh batik Jogyakarta dan Solo serta Pekalongan.

Namun bagi pecinta batik, selembar kain batik Lasem memiliki misteri serta keindahan dan kekuatan imajinatif tersendiri.(gong)

Sabtu, 07 November 2009

Kangenku

kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku
menghadapi kemerdekaan tanpa cinta
kau tak akan mengerti segala lukaku
kerna luka telah sembunyikan pisaunya.
Membayangkan wajahmu adalah siksa.
Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan.
Engkau telah menjadi racun bagi darahku.
Apabila aku dalam kangen dan sepi
itulah berarti
aku tungku tanpa api....(sajak Kangen WS RENDRA.(gong)

Entah


Entah apa yang jadi penyebabnya...kok aku merasa bahwa pertemuan dengan orang-orang baru itu memberikan kekuatan serta keyakinan, bahwa orang lain ternyata mampu mempengaruhi kekuatan dalam diri kita...pertemuanku dengan banyak orang baru rasanya,...nggak sia-sia...tahu kenapa???...karena mereka rata-rata memberikan support buat semangatkuuuu.....oke kawan-kawan baru!!!!(gong)

Jumat, 06 November 2009

Mati Rasa

Lama-lama bisa jadi mati rasa.....untuk sekedar ngobrol dan saling berbagi cerita saja jarang...apalgi untuk lebih dekat, bermesraan gitu...malah jarang...pun bercinta,...malah lebih jarang lagi, nyaris tak pernah....entah kenapa dan mengapa tiba-tiba saja perasaan itu muncul...perasaan kehilangan, menjauh, dan akhirnya hilang....aku takut mati rasa,.....karena ketika kenyataan itu tiba, tentu sudah sangat sulit untuk memperbaikinya...apakah aku terlalu menuntut??? apakah aku meminta lebih??apakah aku meminta sesuatu yang tidak mungkin kau penuhi??? apakah rasa memiliki itu sudah hilang???...aktu takut mati rasa.....kalau tiap kali kesibukan kerja yang jadi alasan...lama kelamaan aku berpikir,...apa gunanya aku menunggumu....bukankah saliNg membutuhkan dan saling mengisi adalah kristalisasi CINTA???...AKU TAKUT MATI RASA....(gong)

Senin, 02 November 2009

Kepercayaan

Aku pikir dengan saling percaya, kamu bisa berbagi denganku tentang apa saja. Termasuk, tentang keinginanmu jika ingin berbelanja sepatu, tas, atau bahkan ketika kamu ingin berbelanja pakaian dalam.
Akulah tempatmu bertanya, berbagi dan minta pertimbangan. Ternyata semua itu cuma keinginan sepihak.

Aku sebenarnya ingin sekali membuat hubungan kita menjadi lebih sehat(setidaknya menurutku: kita bisa saling berbagi..., tapi ternyata itu hanya keinginanku sendiri saja. Buktinya untuk hal yang kecil, kamu tidak ingin berbagi denganku. Justru ketika aku bertanya, kamu mulai menjelaskan. Aku cuma membayangkan, bagaimana jika aku tidak bertanya....

Oke. Dari hari kehari, sepertinya kamu lebih memilih asik dengan dunia dan dirimu sendiri. Sementara aku hanya berada diluar duniamu sendiri. Aku gak lagi bisa berharap, bahwa aku menjadi bagian dari kehidupanmu.

Aku hanya ingin bisa mengerti dan memahami jalan pikiranmu, supaya aku tidak keliru mencintai kamu.....(gong)

Jumat, 30 Oktober 2009

Sumpah

aku hanya mengajakmu bersumpah untuk melupakan seseorang yang sejak lama ada dihatimu...yang kemudian ada ditengah-tengah kita...setelah sekitar lima tahun hubungan kita,....ternyata nama itu masih ada dihatimu...sumpah pernah kau ucapkan bahwa kau tidak lagi berhubungan dengannya...tapi itu bukan sebuah jaminan bahwa kau tidak lagi berhubungan dengannya....SUMPAH...aku hanya mengajakmu bersumpah untuk melupakan seseorang yang sejak lama ada dihatimu...(gong)

Rabu, 28 Oktober 2009

Kebahagiaan

...apakah dengan menidurimu, mencumbumu, dan menggaulimu....menjadi sebuah kebahagiaan...awalnya aku pikir demikian...ternyata itu hanya anganku semata...bagimu, itu sesuatu yang lumrah...selumrah matahari yang setiap petang selalu tenggelam diufuk barat sana...

aku tak lagi berharap kau menjadi bagian hidupku...karena itu hanya akan menyakiti hatiku sendiri...aku hanya ingin melihatmu bahagia....aku hanya ingin melihatmu tertawa...aku hanya ingin mengajakmu melihat dunia...aku hanya sekejap memberimu makna bercinta...aku hanya ingin bersamamu meluapkan segala birahi kebahagiaan...

kalau benar hanya laki-laki itu yang bisa membuatmu tersenyum...bisa membuatmu tertawa...atau bahkan bisa membuatmu bahagia....aku rela pergi....karena aku tahu, kebahagiaan itulah yang ingin kau temukan, kau rasakan dan kau rindukan...

aku tahu, kebahagiaan yang kau inginkan adalah kebahagiaan yang bisa kau rasakan, kau jalin dan kau ronce bersamanya...bukan bersamaku...karena kau lebih memilih mencurahkan isi hatimu padanya, meski aku memegang erat tanganmu dan tak ingin kulepaskan....

kebahagiaan itu ada dihati...dan ketika hatimu telah kau tambatkan pada seseorang...maka kepadanya seharusnya kebahagiaan itu bisa kau nikmati bersama...(gong)

Aku Tahu

Aku tahu
kamu masih menunggu dan berharap selalu bisa bertemu
Aku tahu
hanya dia laki-laki yang bisa kau ajak bicara
yang bisa kau ajak berbagi cerita
Aku tahu
aku tak mungkin memilikimu untuk selamanya
karena
jiwamu terbelenggu bayang-bayang laki-laki itu
....aku tahu, aku tidak mungkin memilikimu....
(gong)

Selasa, 27 Oktober 2009

Ternyata

Ternyata, selama ini aku salah
aku sudah mencintainya dengan sepenuh hatiku, sepenuh ragaku
tetapi, ketika aku tahu ada laki-laki yang lebih mendapat tempat dihatinya
aku mencoba bertanya...
"Aku tidak pernah berhubungan dengannya. Bahkan aku tidak tahu lagi kabarnya," katanya...Aku percaya...
tetapi hatiku gundah, bertanya-tanya, apa iya???
dan ketika aku menemukan kebusukan itu
sedikitpun tak ada kata maaf darinya....

dan sekarang,
luka itu kembali menganga
bernanah, dan memerah...

email-email itu...
ternyata masih terjadi
dan berlangsung
bahkan sepekan sebelum dia berulang tahun
tgl 3 September
email itu masih terkirim
"Aku hanya tanya kabar," katanya.

apa mungkin aku mencintainya seperti aku mencintai kebebasanku???
sementara laki-laki itu sudah menjadi bagian dari masa lalu dan masa depannya nanti..

mungkin sebaiknya aku pergi....
aku pergi...meski aku masih mencintainya.(gong)

Ku Masih Mencintaimu...

...setelah kupahami, ku bukan yang terbaik yang ada dihatimu, tak dapat kusangsikan ternyata dirinyalah yang mengerti kamu, bukanlah diriku....

...kini maafkanlah aku, bila ku menjadi bisu kepada dirimu...bukan santun ku terbungkam...hanya hatiku berbatas tuk mengerti kamu...maafkanlah aku....

...walau ku masih mencintaimu...ku harus meninggalkanmu...ku harus melupakanmu....meski hatiku menyanyangimu nurani membutuhkanmu ku harus merelakanmu...

...dan hanyalah dirimu yang mampu memahami ku yang dapat mengerti aku...ternyata dirinyalah yang sanggup menyanjungmu yang ramah menyentuhmu bukanlah diriku....

walau...ku masih mencintaimu...ku harus meninggalkanmu...ku harus melupakanmu... meski hatiku menyayangimu...nurani membutuhkanmu ku harus merelakanmu...


Tiba-tiba lantunan volkal BAM SamSon itu berkecamuk diotakku. Segelas bir yang sudah aku habiskan setengah sepertinya bakal setia menemani malamku kali ini. "Aku gak ada hubungan apa-apa dengan KHRISNA," ucapnya Senin (26/10) di warung Soto Wawan, seolah meyakinkan aku. Tapi, aku hanya bisa diam dan mencoba mencerna apa yang diucapkannya.

Sepertinya, laki-laki itu sudah membelenggu jiwanya. Bahkan diatas hubungan ku dengannya yang sudah lebih lima tahun ini, nama itu tetap masih menjadi trauma bagiku untuk mencurahkan seluruh cintaku padanya...Apa aku salah???

Sepertinya memang aku harus pergi, meski hati ini masih mencintai dan menyanyanginya...karena tidak mungkin bagiku mencintainya, dan merebut hatinya...sementara laki-laki itu sudah membelenggu hati dan jiwanya...

Aku harus pergi....dan rela melihatnya berbahagia dengan ...laki-laki yang sudah terlebih dulu membelenggu hati serta jiwanya... sebelum aku dulu mengungkapkan rasaku...

Ku masih mencintaimu....(gong)

Jumat, 17 Juli 2009

Peradaban

Kawan saya dikantor, berpendiikan tinggi. Sarjana strata satu. Tetapi untuk hal-hal kecil, jika diperbandingkan dengan tingkat pendidikannya yang lumayan bagus yang diraihnya, sepertinya, gelar itu menjadi sia-sia diraihnya.

Kebiasaannya ngupil didepan layar komputer, atau batuk tanpa menutupi mulutnya, dan membiarkan mulutnya mengangah, atau menyeruput ingus didalam saluran hidungnya dengan leluasa, atau bersin dengan sekuat tenaga, serta membiarkan suara keras keluar dari bersinnya itu, tanpa berpikir bahwa ada orang lain disekitarnya, sungguh sebuah 'tindakan kecil' yang menjatuhkan attitude-nya sendiri.

Bagaimana mungkin seseorang yang sudah disebut Bapak, Ayah, Papa, dari seoarang anak kecil itu, bisa melakukan perilaku-perilaku yang kurang sopan, tidak mengenal manner, jorok, didepan orang lain, ditempat umum lagi.

Dalam hati saya cuma berpikir: "Manusia seperti ini dari peradaban apa ya?? Apa memang dari kecil gak pernah dididik manner?? Atau memang gak punya budaya malu, sopan santun?? Nggak mungkin kalau gak kenal manner?? Lha wong sarjana dan punya pergaulan kota???....atau mungkin memang berasal dari peradaban yang hilang???.(gong)

Orang Goblok

SOMAD berkeras bahwa pengeboman yang terjadi di JW Marritt Hotel dan Ritz Carlton Jakarta, adalah perbuatan orang goblok. "Bayangkan saja, bagaimana kedukaan keluarga korban akibat kejadian itu?? bayangkan kalau itu terjadi pada keluarga pengebom sendiri?? Pasti menyedihkan. Karena itu aku berpendapat bahwa pelaku pengeoman itu cuma orang goblok," tegas SOMAD.

Menurut SOMAD, dengan dalih apapun, dan sebagai dampak atas persoalan apapun, jika itu merenggut nyawa orang-orang yang tidak tahu duduk persoalan sebenarnya, tentunya perbuatan itu adalah perbuatan tidak bertanggung jawab, tidak bermoral dan bermain seolah-olah dirinya yang paling berkuasa karena dapat menentukan nyawa sesorang akan dicabut.

"Tapi kita khan tidak bisa dengan mudah mencap pengeboman itu diakukan oleh orang bodoh. Paling tidak ada alasan yang melatarbelakangi niatnya untuk melakukan pengeboman. Bisa jadi menurut keyakinannya dengan mengebom atau membunuh orang lain adalah keinginan yang dibenarkan oleh sebuah keyakinan itu sendiri," sela ICANG ingin mengendurkan suasana.

Bukannya makin kendur, SOMAD juatru makin menggebu-gebu menyampaikan bahwa dengan alasan apapun tetap saja itu tindakan bodoh yang dilakukan oleh orang bodoh juga. "Apa nggak ada jalan lain selain, meledakkan bom??, merenggut nyawa manusia lain?? Menurutku tetap saja kebodohan," serga SOMAD.

Lalu suasana agak tenang, ketika SOMAD dan ICANG sama-sama menundukkan kepalanya. Terpekur dalam kesunyian, mengingat peristiwa menyedihkan Jumat 17 Juli 2009. Ketika sebuah ledakan keras menghancurkan sebagian JW Marriott Hotel Jakarta dan Ritz carlton dikompleks Mega Kuningan, Jakarta, serta menelan korban meninggal mereka yang berada disekitar kawasan ledakan tersebut.

"Kenapa orang-orang bodoh berpikiran cupet itu ada dibumi pertiwi ini??" gumam SOMAD sembari membenahi lensa kamerannya.(gong)

Kamis, 16 Juli 2009

Lebih Penting

Seorang kawan saya, yang juga jurnalis sebuah koran harian, setiap pagi selalu mengirim sms, dan isinya selalu sama: Hari ini agendanya apa?. Kecuali Sabtu dan Minggu, kawan itu dengan setia selalu mengirimi saya sms yang sama selama hampir 3 tahun belakangan ini.

Dan dengan setia, saya juga membalas sms itu, dengan menuliskan beberapa agenda kegiatan yang saya tahu. Harapan saya ketika itu, mudah-mudahan kawan saya itu selalu mendapat berita sekaligus foto yang bagus untuk medianya.

Seiring berjalannya waktu, belakangan saya baru tahu ternyata sms itu juga dikirimkan kepada sejumlah rekan jurnalis yang lainnya. Dan balasannya memang sejumlah agenda kegiatan.

Asal tahu, yang namanya liputan selalu diartikan dua hal, yang saling berhubungan dan sepertinya sulit dipisahkan. Ada yang beranggapan setiap kali liputan sama artinya dengan sejumlah rupiah yang diperoleh dari liputan itu. Tetapi banyak juga rekan sesama jurnalis tidak sependapat dengan cara berpikir seperti itu.

"Dia mau datang kalau liputan itu bernilai rupiah. Ada embel-embelnya. Kalau nggak, meskipun penting buat media, tetap saja dia milih yang ada embel-embelnya itu," kata seorang kawan lain kepada saya.

Sampai pagi tadi, kawan saya itu masih tetap mengirimkan sms yang sama: Hari ini agendanya apa? Dan saya masih tetap setia membalasnya dengan agenda-agenda liputan hari itu.
Ternyata...
Ada yang 'lebih penting' dari sekedar sebuah liputan dalam tugas seorang jurnalis....(gong)

Rabu, 15 Juli 2009

Diam-diam....

JAPLUN dengan tegas-tegas, menganggap dirinya adalah seorang jurnalis yang hebat. Karena itu, apa yang dia sampaikan kepada atasannya, seringkali tak ubahnya tita yang tidak bisa ditolak si atasan.

Entah karena si atasan yang kelewat bodoh, atau mungkin si atasan memang nggak ngerti apa-apa, sehingga apapun yang disampaikan JAPLUN tak ubahnya masukan yang bisa membuat karirnya terancam atau bahkan yang paling konyol menjadikan jabatannya bisa-bisa melayang jika tidak dituruti.

Padahal, diam-diam JAPLUN sendiri menyusun kekuatan untuk menggulingkan sang atasan, dalam rangka memperbaiki dan menaikkan statusnya, yang hanya sekedar jurnalis biasa. Beberapa petinggi lainnya dihubungi JAPLUN. Lalu dengan lobi-lobinya yang handal, dan keterampilan khususnya dalam hal menjilat, para petinggi itu akhirnya punya sense yang sama tentang atasan JAPLUN. Harus segera diganti....

Tapi apakah si atasan diam saja melihat akrobat JAPLUN??? Tentu saja tidak. Si atasan mulai mengandalkan senioritasnya di perusahaan untuk memperkuat posisi dan menjalin kemitraan lebih dekat dengan sesama petinggi ditingkatannya. Mengunjungi kerumah-rumah para petinggi dengan dalih silaturahmi. Atau mengirimkan makanan sebagai taktik bertanya-tanya tentang kebisaannya memasak.

Pendek kata, si atasan diam-diam juga melakukan pergerakan untuk mengamankan posisinya. "Aku khan lebih senior. Aku berhak mempertahankan posisi yang aku punya sekarang. Tak peduli aku mampu atau tidak, yang pasti aku sudah berjasa pada perusahaan ini," gumam si atasan.

Sementara JAPLUN dengan langkah pongahnya, dalam hati bergumam: "Kalau aku bisa menggeser kedudukannya, aku akan membuktikan bahwa aku lebih mampu. Selama ini aku sudah membuktikan bahwa aku mampu. Aku harus menduduki posisi itu," ucap JAPLUN dalam hati.

Yang lucu, saat si atasan libur atau tidak masuk kantor, JAPLUN datang pagi-pagi ke kantor, kemudian entah mengerjakan apa, dan saat matahari persis diatas kepala, JAPLUN buru-buru pergi meninggalkan kantor dan tidak kembali lagi.
"Bung!! Ayo kerja, itu Pak Gubernur sudah keluar. Motret!!! Motret!!! Kok ngelamun," tegus seorang teman, membuyarkan mimpiku.(gong)

Jumat, 05 Juni 2009

Art Mural Kebersamaan Dua Negara


Kalau pentas musik atau pagelaran tari bersama dua negara, antara Indonesia dan Prancis, sering digelar di Kota Surabaya. Membuat art mural, Jumat (05/06) kembali digelar oleh seniman Prancis dan Indonesia.

Kali ini tampil DENIS BRUN seniman multi talenta yang berasal dari Marsailles, Prancis, berkolaborasi bersama dengan sejumlah mahasiswa dari jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Kristen Petra Surabaya.

Dalam seremonial pembukaan gelar aksi art mural oleh dua seniman, dua negara berbeda, ARIF AFANDI Wakil Walikota Surabaya, bersama dengan sejumlah pejabat terkait dijajaran Pemkot Surabaya, serta YUSAK ANSHORI mewakili Surabaya Tourism Promotion Board (STPB).

“Ini kebersamaan dua negara. Kalau Kota Surabaya jadi lebih cantik dengan aneka karya seni seperti ini, kedepan nanti kita harapkan terjadi peningkatan kunjungan pariwisata di Surabaya,” ujar ARIF AFANDI.

Usai memberikan sambutan serta membuka gelar art mural antara seniman Prancis dan para mahasiswa, Jumat (05/06), ARIF berkesempatan menggoreskan kuas ditembok viaduct Ketabang, sebagai tanda dimulainya kegiatan art mural.

DENIS BRUN yang sudah malang melintang menjelajah sejumlah negara dengan karya-karyanya, terlihat sangat memperhatikan detil karyanya. Menggunakan lakban kertas untuk penyekat warna, DENIS bekerja penuh kehati-hatian.

Sedangkan beberapa mahasiswa DKV UK Petra dengan berseragam kaos warna ungu, Jumat (05/06) terlihat lebih santai, sembari menuangkan ide-idenya ditembok viaduct Ketabang Kali, Surabaya.(gong)

Kamis, 04 Juni 2009

Cari Aman, Cari Muka, Cari-cari.....

Ternyata ...pada kondisi tertentu, cari muka jauh lebih penting dan mendapat penghargaan daripada cari yang lainnya. Kalau bos sedang marah besar lantaran omzet nggak naik-naik, lalu ada saja cara untuk menyalah-nyalahkan orang lain, sebagai penyebab malapetaka itu.

"Saya sudah mati-matian membuat terobosan dan menampilkan informasi yang segar. Tapi kawan-kawan lain tidak ikut mensuport itu. Kawan-kawan lebih memilih membuat informasi-informasi sesuai keinginan masing-masing. Bagaimana dengan loyalitas dan perjuangan menjadi media terbaik??? Bisa-nisa cuma saya yang punya keinginan untuk maju???" ujar PANDIR.

Walhasil, upaya cari muka yang dilakukan PANDIR berbuntut, rotasi diantara sesama pekerja media tersebut. Buntutnya, si PANDIR ada posisi seperti yang sesuai diinginkannya.

Tapi giliran mendapaat tugas untuk mencoba melakukan pengembangan media tempatnya bekerja, si PANDIR kebingungan bukan alang kepalang. Berbagai situs dioprek, berbagai portal disurfing. Mulai dari situs lokal sampai portal berbahasa Rusia.

"Kebutuhan untuk mengembangkan sebuah bentuk organisasi bukan cuma berdasarkan panduan atau literatur, tetapi juga harus dibarengi dengan kecerdasan dan leadership yang sudah teruji sekian tahun. Nggak bisa instan saja, ada keberanian untuk melakukan inovasi, perubahan, dan bukan menikmati kebahagiaan alih-alih jasa yang sudah diberikan bagi perusahaan. Artinya, bukan karena lama bekerja pada perusahaan, tetapi lebih pada kemampuan dan kapabilitas membaca situasi serta merebut masa depan," ujar seorang pakar komunikasi.

Lalu apa yang harus kita lakukan??? Cari muka, cari aman, atau cuma cari-cari saja???.(gong)

Sabtu, 14 Maret 2009

Cari Aman

Kalau butuhnya cuma aman bekerja dan tidak berpikir bagaimana membuat progres-progres kedepan, rasanya pekerjaan itu akhirnya hanya menjadi sekedar ritual harian. Setelah bangun tidur, bekerja, sebagai bagian dari aktivitas sehari-hari.

Tetapi, jika setiap waktu mencoba untuk membuat progres-progres, entah untuk diri sendiri atau untuk pekerjaan yang berhubungan dengan karya, rasanya pekerjaan itu menjadi lebih menggairahkan. Karena ada sesuatu yang baru, ada sesuatu yang terus menggelitik.

Maka dari itu, melakukan evaluasi bagi diri sendiri atau untuk kepentingan pekerjaan menjadi sesuatu yang patut dilakukan. Kalau tidak,....pekerjaan itu tak ubahnya sekedar kotoran yang terpaksa harus dilakukan setiap pagi, setelah bangun tidur.(gong)

Senin, 05 Januari 2009

2,7 juta Upah Jurnalis Surabaya, Layakkah??

Belum adanya standarisasi pengupahan jurnalis di Surabaya, mendorong Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya melakukan survey untuk menentukan upah layak jurnalis yang bekerja di media terbitan dan berkantor pusat di Surabaya. Penentuan gaji wartawan selama ini berdasarkan "nilai rata-rata upah jurnalis yang berlaku di pasaran", yang rata rata masih jauh dari kelayakan. Bahkan, masih ada jurnalis yang tidak digaji sama sekali oleh media tempatnya bekerja. Meskipun AJI Surabaya juga melihat ada manajemen media yang menjadikan jenjang pendidikan jurnalis sebagai patokan.


Tidak layaknya upah jurnalis ini selalu menjadi alasan untuk melanggengkan praktek terima suap "amplop", meskipun dalam kode etik jurnalistik (AJI)jelas-jelas melarang praktek tersebut. Berdasarkan survey ini, AJI yang selalu menentang praktek suap mendesak media menggaji wartawannnya dengan cara layak.

Tim survey AJI Surabaya mewawancarai puluhan jurnalis di Surabaya untuk mengetahui kebutuhan mereka lalu mencocokkan harga kebutuhan tersebut di pasaran. Cara inilah yang dijadikan dasar untuk menentukan upah layak wartawan. Karena, upah jurnalis tidak bisa dilepaskan dari kondisi harga kebutuhan pokok di pasaran.

Survey pasar yang dilakukan menyentuh harga semua produk yang banyak dikonsumsi jurnalis. Khususnya, bahan-bahan pokok yang dijual di pasar modern (swalayan), lantaran tingkat inflasinya dianggap paling stabil dibandingkan dengan pasar tradisional.

Dalam melakukan survey ini, AJI Surabaya menggunakan metode survey tertutup kepada 30 jurnalis di Surabaya sebagai responden. Jurnalis yang disurvey sebagai responden, merupakan karyawan tetap. Seperti yang diuraikan dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan, status karyawan tetap adalah status yang paling kuat kedudukannya. Karyawan tetap juga memiliki sejumlah hak. Nilai/harga kebutuhan para junalis diambil nilai tengah atau harga yang paling sering muncul dari responden.

Survey ini tentu saja tidak selalu berjalan mulus seperti yang diharapkan. Dalam melakukan survey, idealnya harus diketahui terlebih dahulu berapa jumlah jurnalis yang bekerja pada media tersebut. Lalu, mencari data tentang jumlah wartawan yang sudah diangkat sebagai karyawan tetap. Dari jumlah jurnalis berstatus karyawan tetap itu, didapat jumlah sampling untuk survey. Sayangnya, kenyataan tak seindah mimpi. Berdalih rahasia perusahaan, manajemen media enggan memberikan data mengenai jumlah dan status karyawannya.

Kendala lain yang juga terjadi adalah, ketakutan jurnalis sebagai responden dalam survey. Beberapa diantara mereka mengaku khawatir mendapat sanksi, jika perusahaannya tahu ia menjadi responden dalam survey ini. Salah seorang jurnalis bahkan menarik dan membatalkan hasil survey. Berbedanya sistem pengupahan tiap media juga menjadi kendala yang cukup signifikan dalam survey ini. Jika sebuah media hanya memberi gaji pokok tanpa potongan dan dianggap sebagai take home pay. Maka perusahaan lain memberikan lebih. Selain gaji pokok, uang transport, uang makan, tunjagan prestasi, dan lain-lain.

Tapi show must goon! Data-data yang didapat AJI Surabaya mendapatkan nilai rentang upah pokok yang diterima jurnalis berdasarkan jenis media. Rentang upah ini idealnya berdasarkan urutan media yang mengupah jurnalisnya paling tinggi hingga yang paling rendah.

Cetak Rp.700.000,- s/d Rp 1.650.000,-
Televisi Rp.300.000,- s/d Rp 1.200.000,-
Radio Rp.730.000,- s/d Rp 1.500.000,-
Online Rp.700.000,- s/d Rp 1.250.000,-

Dan, berdasarkan survey terhadap jurnalis sebagai responden dan survey harga barang di pasar, maka Upah Layak Jurnalis Surabaya sebesar Rp 2,7 juta (rincian terlampir). Dan patokan upah tersebut adalah bagi para wartawan yang baru bergabung di media.(ngutip AJI/gong)