Selasa, 26 Agustus 2008

Njajan Pentol

Kawan saya, fotografer. Beberapa hari lalu, oleh redaktur diminta membuat foto untuk ilustrasi sebuah naskah berita tentang jajanan anak-anak usia SD. Soalnya reporter yang ditugaskan membuat tulisan tentang itu, mencoba menelusuri jajanan anak-anak yang kabarnya sudah terkontaminasi berbagai zat-zat tidak bagus untuk tubuh.

"Aku motret kekerumunan anak-anak yang sedang membeli pentol. Tiba-tiba sipenjual bertanya, kenapa dirinya dan anak-anak yang sedang menikmati jajanan itu dipotret. Aku terangkan, ini untuk ilustrasi reportase. Sipenjual pentol marah tak mau dipotret," cerita kawan saya yang fotografer itu.

Akhir kisah, kawan saya itu sudah berhasil memotret setelah terlebih dulu harus meyakinkan sipenjual jajanan bahwa foto yang bakal tampil dikoran tempatnya bekerja itu tidak akan menurunkan omset jajanan pentol-nya.

"Tapi yang bikin aku bingung Cak, justru pihak sekolah menelepon kekantor dan tidak terima foto siswanya yang sedang asik menikmati pentol itu ditampilkan. Katanya sih, bisa menurunkan kredibilitas. Bingung aku Cak," sambung kawan saya, sambil memegangi rambut keritingnya.

Meski tidak sampai dipecat atau diskorsing, kawan saya itu sempat diajak diskusi oleh redaktur foto, dan redaktur kota. "Aku masih bingung Cak," tambah kawan saya itu. Apa karena tidak minta izin dulu, kesekolah karna memotret siswanya? Padahal siswa yang dipotret itu, sedang berada diluar lingkungan sekolah? Kredibilitas apa yang bakal turun? Apakah karena performance asli anak-anak yang njajan pentol itu bisa menurunkan kredibilitas?

Saya sendiri juga bingung...apa sih korelasi antara performance dan hasil karya? Apa kalau performance-nya bagus, rapi, sopan, selalu menghasilkan karya yang bagus? Menghasilkan produk yang sesuai keinginan perusahaan? Apakah dengan performance yang tidak umum, kemudian sebuah kredibilitas itu menjadi turun? Kok rasanya enggak ada korelasi sama sekali...barangkali cuma orang-orang yang memang gak punya kapasitas serta kapabilitas yang masih harus memikirkan dan memperhitungkan itu.

Rasanya orisinalitas dan keberanian mengekspresikan ide, justru kebutuhan masa depan yang harus dipertahankan dan dimiliki para pekerja profesional...(gong)

Tidak ada komentar: