Rabu, 03 September 2008

HENDRO, Cak ANIS, Kawan Saya


Saya secara pribadi berharap, apa yang terjadi pada HENDRO DWIJO LAKSONO, dan persengketaannya dengan Suarasurabaya Media, merupakan langkah awal kesadaran dari sebuah 'nina bobo' yang selama ini membuat banyak orang di perusahaan itu merasa sudah berada diatas awang-awang.

Berada diatas menara gading yang tak terjamah, the untouchables, yang terbenar....mudah-mudahan saya keliru menilai...karena sejatinya institusi itu adalah tonggak awal seruan demokratisasi yang paling ampuh dan luar biasa berpengaruh di Surabaya, bahkan Jawa Timur....(Cak ANIS pernah bilang pada saya: "He, orang-orang di Istana Negara selalu monitor siaran radio suarasurabaya...)

Tetapi mengapa seiring dengan bertambahnya usia, bertambahnya 'keluarga', bertambahnya energi baru, bertambahnya darah segar, bertambahnya ide-ide, bertambahnya anasir-anasir baru,.... tetapi justru merongrong kegagahan dan kekuatan fundamental yang dimiliki oleh Suarasurabaya Media sendiri.

Biar saja 'tikus-tikus' dan para pencari keuntungan sesaat yang bernaung dan berlindung dibawah nama besar Suarasurabaya Media itu ada. Seiring dengan berjalannya modernisasi sebuah gerakan progresif revolusioner yang merupakan titik awal sebuah perubahan, mereka-mereka yang sekedar mencari keuntungan itu pasti akan tersingkir!!! Percayalah!!! Karena revolusi selalu membutuhkan keringat dan darah!! Bukan cuma tutur kata dan puja-puja kosong belaka!!!!

HENDRO, saya kira punya naluri pembaharu, bukan sekedar menjadi si penurut.
Kawan-kawan, sudah saatnya kita semua punya point of interest, sekaligus tujuan latent yang sama untuk memajukan Suarasurabaya Media. Bukan cuma tujuan sesaat yang hanya mementingkan diri sendiri...(meskipun ada anjuran bahwa setiap orang harus berlomba-lomba untuk menjadi nomor satu, tanpa melihat siapa didepan dan belakang serta samping kiri dan kanannya, pokoknya harus nomor satu !!!)

Seorang kawan pernah menyampaikan pada saya: "Sudah saatnya sampeyan ini maju kedepan untuk menyampaikan ide-ide dan pikiran-pikiran Anda. Biar saja orang lain kesulitan atas usulan kita dan ide-ide kita itu. Yang penting kita sudah maju kedepan dan dilihat para petinggi," kata kawan saya itu. Apa memang harus begitu??.(gong)

Tidak ada komentar: