Senin, 08 September 2008

Jl. Keputran

Sebenarnya, kejadian itu sudah terjadi beberapa waktu lalu. Sebelum memasuki bulan Ramadhan. Saya yang memang lebih banyak berada diluar kantor, ketika itu sedang berada dikawasan Jl. Keputran. Sebuah kawasan lama Kota Surabaya, yang sebelumnya dihuni banyak warga Tionghoa, lengkap dengan toko kelontongnya.

"Disini, ada gedung bioskop. Diujung belokan sana juga ada gedung bioskop. Didepan ini, deretan ini, ada toko-toko, berbagai barang ada. Dan dipojok sana dekat Jl. Urip Sumoharjo persis menuju kawasan ini, ada hotel Olympic. Kawasan ini selalu ramai. Apalagi kalau akhir pekan. Ramaiiii....," ujar laki-laki yang baru saya kenal siang itu.

Umurnya lebih 60 tahun, kerut wajahnya, terlihat jelas. Rambutnya yang dibiarkan panjang, sebahu, sudah memutih. Pakaiannya yang serba putih mengingatkan saya pada seorang kawan seniman yang juga suka mengenakan pakaian serba putih, meski rambutnya masih hitam legam.

Sesekali matanya menerawang ke ujung jalan. Sejurus kemudian laki-laki bermata sipit ini menghisap kretek ditangannya dalam-dalam. Lalu menghembuskan asap putih itu keudara. Nikmat sekali sepertinya. "Sekarang, semuanya sudah berubah. Dua gedung bioskop itu sudah tidak ada. Deretan toko-toko kelontong disana juga tidak ada. Kalaupun ada, itu hanya sekedar bertahan dan meneruskan warisan leluhur mereka," katanya.

Sebentar lagi, masih kata laki-laki berambut putih dan bermata sipit itu, mungkin bangunan-bangunan lama yang ada di Jl. Keputran bakal rata dengan tanah. Tidak ada lagi rumah benteng milik keluarga Hong, atau toko kelontong dan agen minyak tanah keluarga Tan. Semuanya pasti akan hilang.

"Kalau memang tidak bisa dipertahankan lagi, apakah harus dihilangkan? Khan masih bisa direkonstruksi, diperbaharui, atau dibangun ulang. Tapi itu juga tergantung pada mereka yang mengambil keputusan," kata laki-laki bermabut putih, bermata sipit yang siang itu mengenakan pakaian serba putih.

Saya tercenung sesaat. Apakah kalau tidak berguna harus dihilangkan?? Pertanyaan itu terus terngiang ditelinga saya.(gong)

Tidak ada komentar: