Rabu, 03 September 2008

JOMAN vs GATMAN

Saya kira, setiap orang punya hak untuk melakukan perbuatan apa saja. Asal tidak mengganggu orang lain, rasanya sah-sah saja. Kalau apa yang dilakukan itu menyinggung orang lain, kelompok lain, golongan lain, suku lain, ras lain, kira-kira itu yang mesti diperhatikan.

Apakah yang seseorang lakukan itu nantinya membuat orang lain merasa nyaman, merasa senang, atau apapun sebutannya, mungkin tidak jadi persoalan. "Apa yang kamu lakukan itu membuat saya tersinggung. Saya atasan kamu, tetapi kamu berbuat semaumu sendiri. Lalu saya kamu anggap apa?" kata GATMAN.

JOMAN garuk-garuk kepala, meski tak gatal,mendengar hardikan bos-nya itu. "Apa salahku? Apa aku mesti jadi penurut? Seperti kambing congek? Persoalan profesi sudah aku lakukan dengan benar dan sesuai prosedur. Kalau aku disalahkan, lalu salahku apa?" gumam JOMAN dalam hati.

Sembari terkekeh dan menyembunyikan wajahnya, GATMAN bergumam sendiri: "Anak buah harus dibikin seperti itu. Ditekan, dipressing, dibuat nurut, kalau tidak mau, sikat!! Langsung potong!! Jangan sampai kalah wibawa!!!".

Memang itu lebih pada previlage seorang pimpinan. Tetapi menggunakan cara-cara tidak mendidik dan cuma didasari semangat tidak mau kalah, serta sentimen pribadi, rasanya berat juga. Tapi kalau dasarnya, orangnya memang seperti itu, nggak terbuka dan nggak bisa diajak bermain cantik,....Asuuuu !!!(gong)

1 komentar:

Dodiek mengatakan...

sakjane, sing jancok iki sopo seh Es?