Rabu, 03 September 2008

The Last Supper...




Akankah perjumpaan saya dengan HENDRO DWIJO LAKSONO yang bakal melakukan bipartit dengan Suarasurabaya Media, sebuah perjumpaan akhir ?? Bak perjamuan terakhir, rasa-rasanya hasilnya bisa diduga.... Tapi saya sejak awal meyakini, dan tetap percaya bahwa persoalan yang terjadi sebenarnya terlalu dini untuk diajukan menjadi persoalan hukum. Karena saya melihat, persoalan HENDRO bukan berada diranah hukum, tetapi lebih karena ada latar belakang character assasination terhadap personal.

"Sejak lama HENDRO sudah jadi TO pihak-pihak tertentu. Selain karena tidak mau tunduk pada personal-personal tertentu, HENDRO juga membahayakan hegemoni yang sudah dinikmati oleh personal-personal tertentu itu. Makanya, begitu HENDRO lengah, langsung dieksekusi," kata seorang kawan.

Inilah kenyataan dalam dunia kerja. Pada institusi media sekalipun, dengan produk-produknya yang konon memberikan layanan kepada masyarakat, mengabdi kepada demokratisasi, dan memilih sebagai pembaharu, aksi-aksi sepihak dalam rangka mempertahankan hegemoni, mempertahankan posisi, mempertahankan kenikmatan yang diperoleh dari jualan 'busa', terus berlangsung. Akankah itu awal sebuah perubahan.

Bagi saya, perjamuan dengan orang-orang sejenis dan se ras seperti HENDRO DWIJO LAKSONO tidak pernah berakhir. Bukan sebagai pemuja, tetapi lebih kepada rekan seperjalanan yang berani mengatakan 'tidak' pada tawaran untuk mmbelejeti idealisme dengan kemewahan dan kenikmatan yang tidak abadi.

Kawan-kawan sekalian mau?? Ingin menikmati kemewahan semu?? Mau mengingkari hati nurani?? Membebek pada kebodohan?? Menunggu perjamuan terakhir???...(gong)

Tidak ada komentar: